luthienvirtuous

hujan

Samudera dengan motor sport hitamnya sampai di halaman rumah Amara. Vanya udah nunggu di kursi teras ditemenin sama Amara dan Juan. Berkat usulan gila Vanya, kayaknya di otak Juan terbesit niat buat deketin Amara. Bukan usulan gila juga sih soalnya kan Vanya tau Amara pernah naksir Juan, kali aja mereka jodoh kan. Tapi Juannya belum tau apa udah tau ya?

“Ngapain tuh anak, gak pulang?” tanya Samudera setelah memakaikan helm ke kepala Vanya. Helm ini khusus Samudera beli buat Vanya, gak ada yang boleh pinjem pokoknya.

“Mau sepik sepik tipis. Temen kamu tuh masa jadiin Amara pelampiasan doang.” adu Vanya ke Samudera, secara kan Samudera temennya Rey kali aja bisa ngasih wejangan dikit lah biar gak asal baperin anak orang.

Samudera mengangkat bahu acuh tak acuh. “Rey gak pernah cerita apa-apa ke aku kok.”

“Ya dibilangin biar gak sembarangan gitu, kalo emang belum move on sama Kak Nau ya ngomong dari awal!”

Samudera memegangi bahu Vanya dengan lembut dan menundukan kepalanya biar bisa menatap Vanya.

“Iya ntar aku bilangin, marahnya ke Rey aja dong jangan ke aku juga.”

“Ish!”

“Udah ayo naik. Bisa nggak?”

“Bisa lah aku aja tinggi.”

“Tinggi dari mananya? Orang cuma sepundak gini.”

“Diem!!”

Samudera melepas jaket yang lagi dipakainya, jaket itu diberikan kepada Vanya pas Vanya udah duduk di boncengan motor Samudera.

“Buat nutupin kaki kamu.”

“Ngga usah kamu pake aja ntar malah kamu yang masuk angin.”

“Nggak. Pakai. Kaki kamu diliat orang-orang ntar. Aku gasuka.”

“Galak banget sih pacarkuuu.”

“Pakai.”

“Iya ini dipakai.”

Baru setengah perjalanan, tiba-tiba hujan datang mengguyur jalanan ibukota. Samudera dan Vanya terpaksa berhenti buat berteduh dulu di pinggiran toko yang sudah tutup bersama beberapa pengendara motor lainnya.

“Hujan, neduh dulu gapapa?”

“Heem.”

Mereka berdua berdiri sebelahan dengan jaket yang tadinya dipakai buat nutupin kaki Vanya sekarang sudah tersampir di bahunya. Sementara Samudera hanya memakai kaos hitam polos dan sesekali telapak tangannya mengusap sikunya yang nggak tertutupi kaos.

Vanya menyadari itu lalu merapatkan tubuhnya ke tubuh Samudera. “Dingin?”

“Em-hm.”

“Kamu aja yang pakai jaket. Aku anaknya tahan dingin.”

“Ngga usah, kamu aja yang pake.”

“Batu banget jadi cowok. Liat itu tangan kamu shaking saking dinginnya.”

Samudera tetap menggeleng membuat Vanya gemas pengen mukul. Tapi karena udah terlanjur sayang dan gak tega mau mukul Vanya meraih kedua tangan Samudera untuk ditiup dan digosok-gosok dengan tangannya. Biar hangat.

“Hangat. Tapi kurang.”

“Terus?”

“Peluk.”

Vanya melirik sinis namun akhirnya juga terkekeh pelan lalu memeluk tubuh Samudera yang sudah kedinginan. Hujan belum mau berhenti begitu juga dengan pelukan Vanya yang masih belum terlepas. Tak urung hati mereka berdua ikut menghangat.

curhat

“Gue duluan deh yang cerita.” ujar Amara dengan wajah yang sedih. Tangannya memeluk boneka beruang, lagu-lagu galau sudah memenuhi ruangan sedari tadi. Amara persis orang yang baru putus cinta.

Vanya dan Juan memusatkan perhatiannya ke Amara, walaupun mulut mereka masih sibuk nyemil cimol keju. Mulutnya pegel kalo diem doang ngga makan apapun.

“Kalian kan udah tau ya gue kemaren-kemaren deket sama Kak Rey. Gue udah baper najis. Gue kira kisah gue bakal kayak Vanya sama Kak Sam yang mulus lancar jaya tanpa cela gitu kan.”

“ENAK AJA LANCAR JAYA!!!” sela Vanya tidak terima.

Juan mendelik sebal, “Diem dulu!”

“Nah ternyata gue salah. Kak Rey masih belum move on dari Kak Naura. Pas itu gak sengaja gue liat notif chat Kak Naura di hp Kak Rey. Gue tanyain sekalian kan biar gue gak kepikiran lama-lama. Dan ya dia jujur kalo masih belum bisa lupain Kak Naura. Secara udah naksir hampir 3 tahun. Anjing bisa-bisanya gue kepedean kalo Kak Rey bakal naksir gue balik.”

Juan mengangguk-ngangguk sok serius. Tangan kanannya menepuk pundak Amara mencoba memberi kekuatan padahal mah itu tangan abis kena bumbu cilok sengaja dielapin ke pundak Amara.

“Astaga, jadi lo tuh dijadiin pelampiasan doang?”

Amara yang sudah nangis tersedu-sedu hanya bisa menganggukan kepalanya. Kasian sih sebenernya.

“Emang gak ada yang bener kelakuan sirkel mereka gue liat-liat.”

“Termasuk Kak Sam?”

Vanya meringis, bingung juga mau jawab apa. “Maybe ya.”

“Terus abis ngomong jujur kayak gitu interaksi kalian gimana?”

“Gue jauhin lah. Ogah banget dijadiin pelampiasan doang. Mana kemaren kayaknya mereka berdua abis jalan bareng. Gue tuh emang udah benci banget sama Kak Naura dari dulu ngga tau kenapa dah.”

“Kakak gue gitu-gitu.”

“Gue juga gak nyalahin Kak Naura ye!!”

“Yaudah gak usah sedih lagi sekarang. Lupain lah cowok sampah kayak gitu. Ntar juga lo dapet yang lebih baik. Oke?”

“Em-hm.”

“Lo sih Mer, jadi cewek baperan amat. Kalo udah kayak gini kan lo doang yang galau si Rey biasa-biasa aja. Gak adil.”

“Ya mau gimana lagi anjing. Orang Kak Rey sweet banget gimana gue gak baper?”

“Lemah!”

“Ah lo pulang aja sana. Bukannya ngehibur kek.”

“LO PIKIR GUE COWOK PENGHIBUR?”

“YA NGGAK GITU BODOH!”

Vanya sampai tutup telinga kalau mereka berdua sudah cekcok sampe adu mulut. Soalnya keduanya sama-sama keras kepala nggak ada yang mau ngalah.

“Udah ah, sekarang Juan lo mau cerita apaan?”

Juan menghela napas pelan dan menatap Vanya dan Amara secara bergantian. Lalu mengambil napas lagi lebih lama.

“Kelamaan anjing.”

“GUE LAGI PERSIAPAN SAT.”

“APA BURUAN.”

“GUE PUTUS SAMA OCHA. PAUS?”

Vanya dan Amara refleks tertawa kencang sampai memegangi perut mereka. Soalnya Juan yang sudah emosi sampe typo kata gitu. Amara ketawanya juga aneh banget sambil nangis gitu. Tapi gapapa, maklum abis putus cinta beneran.

“Paus hahahaha.”

Juan merengut kesal dan menabok mereka berdua biar mau diem. “Puas anjing maksud gue.”

“Udah gue duga gak bakal lama sih lo sama Ocha.”

“Lo kok ngebatin yang jelek-jelek sih, Nya?”

“Feeling anjir bukan ngebatin.”

“Putus kenapa lo? Gak kuat belanjain Ocha yang seleranya sebelas dua belas sama brand brand emak gue?”

“Kaga anjir. Ya kita ngerasa gak cocok aja sih. Agak toxic juga makanya milih bubaran daripada ntar tambah rumit.”

“Bijak juga.”

Vanya tepuk tangan dan senyum jail. “Kalo gitu lo berdua jadian aja!! Gimana?”

pacar

Neo Music Festival berlangsung meriah dengan tiket yang terjual habis dalam waktu kurang dari 10 menit. Panitia yang berhasil mendatangkan bintang tamu yang lagi digilai anak muda yaitu Mark Lee, sukses besar. Acara ini dimulai dari jam satu siang dan gak pernah keliatan sepi sampai di penghujung acara.

Di atas panggung ada Mark Lee yang sedang menyanyikan single terbarunya berjudul Lowkey. Suaranya yang terkesan berat tapi merdu membuat semua yang ada disana berteriak kagum, terlebih lagi Vanya.

Samudera yang liat Vanya teriak kesenengan dari tadi ikut tersenyum di sebelahnya. Setelah penampilan dari Mark Lee ada band dari fakultas ekonomi dan bisnis yang mau tampil lalu sebagai penutup ada Deimos, bandnya Samudera.

“Vanya.”

“Apa, Kak?”

“Nitip jaket sama dompet, gue abis ini tampil.” ucap Samudera sambil menyerahkan jaket dan dompetnya.

“Oke, semangat!!”

“Alright,” Samudera mengacungkan jempol dan segera beranjak menuju backstage untuk persiapan.

Mark Lee sudah turun dari panggung sepuluh menit yang lalu digantikan band dari FEB yang sedang membawakan lagu-lagu dari The Panturas yang nyaris jadi guess star.

“NEOSSS MANA SUARANYA????”

“WUHUUUU!!!!!!!!!”

“Makin malem makin semangat yaa? Habis ini ada penampilan terakhir dari band fakultas teknik, Deimosss!!!!!”

“YAYYYYYYY!!!!”

“Waduh, ini penggemarnya sebelas dua belas sama Mark Lee tadi ya?? Deimos udah siap?”

“Yo!”

“NEOSSSS!!! ENJOY THE PARTY YAY!!!”

Lagu pertama dimulai dengan Rey yang menabuh drumnya dan Samudera yang memetik senar gitarnya. Suara Mario mengalun kencang menyanyikan lagu Dumb milik Nirvana.

My heart is broke but I have some glue Help me inhale and mend it with you We'll float around and hang out on clouds Then we'll come down and have a hangover

Lagu pertama ini pilihan Mario, sudah setahun lebih sejak putusnya hubungan Mario dan Misel tapi sepertinya Mario masih merasa broken , belum bisa nerima semuanya.

We'll have a hangover We'll have a hangover We'll have a hangover

Selesai dengan lagu pertama yang membuat penonton terpana, lagu kedua yang mereka bawakan juga sukses mengguncang emosi penonton dan membuat mereka ikut bernyanyi bersama.

And so Sally can wait She knows it's too late As we're walking on by Her soul slides away But don't look back in anger I heard you say

Apalagi pas part ini, semuanya ikut bernyanyi, soalnya Don’t Look Back in Anger milik Oasis udah kayak national anthem yang semua orang pasti tau sama lagu ini.

Sedari tadi pandangan Vanya hanya terpaku pada sosok Samudera. Walopun Sam sendiri fokus sama gitarnya dan hanya sesekali menatap sosok Vanya yang ada di antara ribuan penonton.

Lagu terakhir habis, setelah mengucapkan terimakasih seluruh anggota Deimos berpamitan meninggalkan panggung kecuali Samudera.

“Boleh minta waktunya sebentar gak?” tanya Samudera ke penonton yang kayaknya masih pengen liat Samudera di panggung sana.

“Boleh!!!!”

“Minta waktu gue seumur hidup juga gue bolehin Sam!” teriak salah satu cewek diantara kerumunan penonton dan mendapat sorakan dari penonton lainnya.

“Oke.”

Samudera memetik lagi gitarnya, dan menyanyikan salah satu lagu romantis milik Coldplay. Matanya mengunci pandangan mata Vanya sampai Vanya pun gak bisa napas.

“In a haze, a stormy haze I'll be round I'll be loving you always Always Here, I am and I'll take my time Here, I am and I'll wait in the line always Always”

“This is for you Zevanya Ashanee, gue emang gak romantis kayak cowok-cowok diluar sana tapi yang perlu lo tau kalo gue sayang banget sama lo, Nya. So will you be my girlfriend or is this too cheesy?

Semua penonton ikut menahan napas menunggu jawaban Vanya yang kini berdiri di tengah-tengah ribuan penonton.

Jujur Vanya gak expected bakal di tembak di keramaian kayak gini. Apalagi di konser musik kampus! Vanya emang sayang banget sama Samudera. Gak mau lebih lama lagi ngejalanin hubungan gak jelas sama Samudera, Vanya menganggukan kepala dua kali pertanda ia menerima Samudera as her bf.

“Thank you, babe.”

Samudera turun dari panggung untuk memeluk Vanya dan langit yang tiba-tiba tenang dipenuhi kembang api dan balon berbentuk hati. Sesuai rencana Samudera. What a amazing night.

halo semua


shan cantik shan cantik

shan cantik sumpah