freak
Clarissa menatap nanar es krim di tangannya, gara-gara makanan satu ini dia jadi nggak bisa pulang ke rumah.
Dengan kesal Clarissa mencoba menghubungi mamanya, barangkali mamanya belum pergi terlalu jauh dari tempat ini.
“Kenapa gak diangkat sih mamaaaa ah.”
Bangku di teras alfamart yang tadinya kosong dan mau dipakai Clarissa buat tempat duduk mendadak ada penghuninya membuat Clarissa tambah kesal. Dia memutuskan untuk duduk di sembarang motor yang terparkir rapi disana.
Vespa matic bewarna hitam doff yang terlihat sangat terawat dengan sticker kecil bertuliskan The1975 di bagian depannya menjadi pilihan Clarissa buat duduk sebentar.
“Mama!”
”Jangan teriak-teriak kenapa sih, Clar?”
“Mama kok ninggalin aku maksudnya apaan?”
”Ohhh mama kebelet pipis jadi pulang duluan deh”
“Astaga, terus aku pulangnya gimana? Gak bawa duit.”
”Hadeh kayak gaada ojek online aja sih. Udah ya mama mau istirahat kamu pulang naik ojol aja ntar bayar di rumah. Byee.”
“Maaaaa. Halo? Ma? Buset dimatiin beneran.”
Tanpa disadari, Clarissa melupakan es krimnya yang sudah mulai mencair dan mengotori jok motor yang sedang didudukinya.
“Minggir.” ucap seorang cowok berkaus hitam polos di samping Clarissa.
“Apaan sih gak usah gangguin gue dulu napa.” jawab Clarissa tanpa mau menoleh ke sampingnya, karena dirinya sedang fokus menentukan titik lokasi penjemputan di aplikasi ojek online.
Cowok itu berdecak kesal lalu menarik paksa lengan Clarissa supaya mau bangkit dari motornya.
Clarissa menepis kasar tangan cowok itu dan sudah bersiap mau marah-marah. Tapi waktu matanya menemukan sosok yang menarik lengannya itu cowok yang ganteng pake banget—soalnya ganteng aja gak cukup buat gambarin sosoknya— dia gak jadi marah.
“Ya tuhan. Ganteng banget.” ceplos Clarissa tanpa sadar, membuat cowok di depannya ini mengernyit heran.
Cewek freak batin Jeffrey, si pemilik motor yang didudukin Clarissa.
“Lo ngapain duduk di motor gue?”
“Oh ini motor lo?”
“Pikir sendiri.”
“Hehehe. Galak banget sih ntar gantengnya ilang lohh.”
“Minggir.”
Clarissa menggeleng, “Numpang bentar sampe ojolnya dateng ya. Gue gak mau berdiri kayak orang ilang.”
“Duduk di motor yang lain, jangan motor gue.”
“Ngga mau. Maunya duduk di motor lo.”
“Motor lain kan sama aja.”
“Beda, motor lain yang punya ngga seganteng elo.”
Jeffrey lelah, mau marah, tapi gak bisa.
“Ya Tuhan. Gue ada urusan, minggir gak?”
“Nggaaaa.” kata Clarissa enteng sambil terus memperhatikan wajah Jeffrey dengan antusias membuat Jeffrey menghela napas pasrah.
“Ngga usah liat-liat.”
“Bebas dong mata gue ini.”
“Ojolnya kapan dateng?”
“Tiga menit lagi.”
“Syukur deh.”
“Oh ya nama lo siapa? Firasat gue ngomong kalo kita bakal ketemu lagi soalnya.”
“Kepo.” jawaban Jeffrey membuat Clarissa cemberut.
Jeffrey mengalihkan pandangannya dari Clarissa, soalnya Clarissa keliatan sedikit imut—iya sedikit aja takut orangnya geer— matanya beralih pada jok motornya dan membelalak kaget waktu menemukan tumpahan es krim yang lumayan banyak disana.
Clarissa mengikuti arah pandang Jeffrey dan ikut kaget. Raut muka Jeffrey berubah tajam siap mau marah membuat Clarissa takut. Notifikasi ojek online yang menandakan driver sudah sampai lokasi menyelamatkan Clarissa kali ini, dirinya langsung bersiap untuk lari dari kemarahan Jeffrey.
“Woe cewek aneh, jangan kabur!”
“Nama gue Clarissa!!! Byeee kabur dulu!!!”